SENJA BERSAMAMU (PART 1)

Tuesday, February 07, 2017



Pernahkan kalian memiliki seseorang yang amat kalian sayangi, amat sangat kalian cintai, namun kalian ditakdirkan untuk tidak bersama?

Pernahkan kalian memiliki seseorang yang yang amat sangat sulit untuk dilepaskan, amat sangat berat untuk ditinggalkan, tapi takdir tidak pernah berpihak pada kalian?

Pernahkan kalian merangkai cerita masa depan bersama seseorang, berkhayal kehidupan masa mendatang yang indah bersama seseorang, tapi ternyata kalian tak ditakdirkan hidup bersama?

****


Pertemuan Denganmu...


Aku mengenalmu hampir 1,5 tahun yang lalu, dalam sebuah acara pendakian bersama, hanya sekilas saja mengenalmu, saling berkenalan, mengobrol sebentar, dan akhirnya saling melupakan.

Pertemuan kedua denganmu saat acara buka puasa bersama, masih sama seperti sebelumnya, hanya saling menyapa, mengobrol sebentar dan akhirnya kembali saling melupakan.

Semua berjalan begitu saja, berjalan sangat cepat, kamu sibuk dengan pekerjaanmu di pulau seberang, dan aku? tentu sibuk dengan urusan - urusanku, kita hanya berkomunikasi lewat BBM, hanya sekedar menyapa sebagai teman, sekedar bercerita hal konyol, hanya sekali dua kali dan  tentu saja semuanya dilupakan begitu saja.

Pertemuan ketiga kita, diacara tahun baru bersama anak - anak, masih sama seperti pertemuan sebelumnya, hanya saling menyapa, saling bercerita, tapi sayangnya aku tak bisa begitu saja melupakan. Kala itu kamu datang bersama seorang wanita, ya seorang teman yang akupun mengenalnya dan kala itupun aku pertama kali memperhatikanmu, memperhatikan matamu, kamu harus tahu aku selalu jatuh cinta pada seseorang lewat bola matanya, begitupun denganmu, aku suka mata teduhmu dan sampai sekarangpun aku masih suka.

Pertemuan keempat, aku lupa kenapa aku bisa pergi denganmu, seingatku aku pernah berjanji membuatkanmu puding, dan aku menepati janji itu, kamu mengajakku pergi bersama teman - temanmu ke sebuah gunung, dan itu pertama kali aku pergi berdua denganmu, tanpa ada teman - temanku. Kamu ingat? kala itu aku masih pendiam, tak banyak bercerita, lebih banyak tersenyum dan kamu selalu memperdulikan aku, entah karena kamupun ada rasa padaku atau karena kamu merasa bertanggung jawab mengajakku pergi? Terimakasih untuk perjalanan kala itu, aku sangat menyukainya dan aku selalu mengenangnya.

Kamu tak langsung mengajakku pulang kala itu, kita masih bermain - main, bersama teman - teman kita, Ah... kata itu kita berdua masih terlalu canggung, tapi aku selalu suka duduk berdua di hammock bersamamu, walapun sekali dua kali kamu nakal, apakah kamu ingat nakal seperti apa yang aku maksud?

Dan apakah kamu ingat ketika kamu mengantarku pulang, motormu rusak dan kita duduk berdua dipinggir jalan didekat bangjo, hanya berdiam, tak banyak berbicara dan kamu hanya menawariku kopi kala itu, mas... kenapa kamu diam kala itu? Apakah kamu tahu kala itu aku sangat berharap kamu berbicara banyak hal, tapi sayangnya itu harapan semu.

Terimakasih untuk perjalanan kala itu, aku amat sangat menyukainya, dan kamu untuk kedua kalinya pergi, sibuk dengan pekerjaanmu, tapi kepergianmu kala itu amat sangat berat, sungguh nerat melepasmu, padahal kita hanya teman kala itu, tapi maafkan aku, sejujurnya aku mulai nyaman denganmu kala itu.

Komunikasipun berjalan semakin intens, hampir setiap hari kamu selalu menyapaku, dan hampir setiap hari pula kamu menelponku, dengan status hanya teman, hanya teman tami saling cemburu, hanya teman tapi saling memperdulikan. Tapi maaf, aku mulai manja kala itu, mulai bawel saat kamu lupa tak menelponku, mulai marah - marah saat kamu lama membalas pesanku, dan itu perjuangan LDR kita pertama kali, aku hanya teman sebenarnya bagimu, teman rasa pacar. Aku ingat betul masa - masa itu, masa - masa kita sulit berkomunikasi, saat aku ingin ngorol kamu sibuk, saat aku sibuk kamu ingin ngorbol, atau bahkan tiba - tiba tak jadi telpon hanya karena masalah jaringan, tapi aku berterimakasih pada jarak, karena dengan itu aku tahu benar perjuangan kita seperti apa kala itu.

Saat itu aku selalu menanti pesan darimu, telpon darimu, dan aku selalu menunggu kepulanganmu, pulang dengan banyak rencana, banyak hal yang ingin kita lakukan, dan pantai.



Pantai Bersamamu...

Pantai bersamamu
Tempat pertama yang kita kunjungi berdua, hanya berdua. 3 hari 2 malam, ah.. aku ingat sekali setiap kejadian dipantai itu, pertama kali kamu memelukku, pertama kali kamu mengusap rambutku, pertama kali aku makan masakanmu, pertama kali aku memakai bajumu, kamu harus tahu aku sangat suka memakai baju - bajumu, dan sampai sekarangpun aku masih suka, tempat itu juga pertama kalinya kita bertengkar, pertama kalinya kamu membuatku menangis, dan sejak perjalanan ke pantai kala itu kita berdua suka nasi goreng wonosari, Ah.. adakah kesempatan mencicipi nasi goreng wonosari berdua denganmu lagi? 

Kamu ingat Mas kala itu, kita berdua seperti kurang kerjaan, hanya berpindah satu pantai ke pantai lainnya, pantai mana yang paling kamu suka dari perjalanan itu? Kalau aku suka Pantai Timang, karena kita bisa melihat pantai dari atas bukit, aku suka duduk diatas hammock memandang pantai dan memandang kamu. Terimakasih untuk perjalanan kala itu, aku sangat menyukainya. Tapi maaf saat itu aku membanting HP-mu, hanya karena masalah sepele, seandainya kamu mau jujur kala itu, mungkin kejadian itu tak akan pernah terjadi. Maaf jika sepanjang jalan aku hanya diam, dan aku tak mau makan ketika kamu menawariku, sejujurnya aku lapar kala itu. Tapi terimakasih, setidaknya kamu tetep ada disampingku.

Ingatkah kamu mas ketika aku terjatuh ketika meninggalkanmu dan ternyata bapak yang menolongku adalah orang yang menolongmu juga, ah... aku terlihat bodoh sekali kala itu, dan jujur aku malu. Tapi terimakasih, kamu tak memarahiku kala itu, kamu malah sibuk memeriksa luka - lukaku, sambil terus bertanya "Kamu gapapa kan?" "Mana yang sakit?" "Kamu baik - baik saja kan?" 

Maaf kala itu membuatmu menunggu lama di POM bensin, maaf membuatmu menunggu di terminal, maaf membuatku kehujanan sendirian (karena aku memilih naik bus), maaf aku makan sendirian, tahukah kamu mas, sejujurnya aku tak mau kamu pergi dengan teman - temanmu, itulah alasanku mengulur - ulur waktumu. Maafkan untuk segala keegoisanku.


Bersambung....

You Might Also Like

1 komentar

  1. Aku juga ga melupakanmu begitu saja nyampek sekarang..

    ReplyDelete