Bagaimana cara menangani complain penggalan??
Tuesday, September 02, 2014
Menangani complain penggalan bukanlah hal yang
gampang, apabila penanganan yang Kita lakukan tidak tepat, maka bisa saja
membuat pelanggan kita marah bahkan kabur, belajar dari tulisan berjudul Enam Tahap Menangani Komplain Pelanggan, maka berikut adalah beberapa tahapan
untuk menangani komplain pelanggan :
1. Listen
Kunci utama
dalam menangani pelanggan adalah mendengarkan. Mendengarkan menjadi sikap dasar
untuk menangkap apa yang menjadi kegelisahan dan kebutuhan pelanggan. Prinsipnya
dalam mendengarkan adalah bersikap tenang dan simpatik.
Termasuk ketika pelanggan menyampaikan uneg-unegnya dengan nada dan sikap emosi. Dengan mendengarkan, kita bisa menangkap, menganalisis, dan mengklarifikasi apa yang menjadi akar permasalahan pelanggan. Tahap mendengarkan menjadi tahap untuk finding the fact. Karena beberapa pelanggan beranggapan dengan kita mendengarkan mereka merasa dihargai dan dihormati, maka jangan sekali-kali memotong pembicaraan pelanggan,meskipun sebenarnya pelanggan tersebut yang salah.
Termasuk ketika pelanggan menyampaikan uneg-unegnya dengan nada dan sikap emosi. Dengan mendengarkan, kita bisa menangkap, menganalisis, dan mengklarifikasi apa yang menjadi akar permasalahan pelanggan. Tahap mendengarkan menjadi tahap untuk finding the fact. Karena beberapa pelanggan beranggapan dengan kita mendengarkan mereka merasa dihargai dan dihormati, maka jangan sekali-kali memotong pembicaraan pelanggan,meskipun sebenarnya pelanggan tersebut yang salah.
2. Clarify
Setelah
mendengarkan apa yang disampaikan pelanggan, saatnya untuk mengklarifikasi
permasalahan yang ada. Proses klarifikasi ini bisa dilakukan dengan melontarkan
pertanyaan pendalaman kepada pelanggan tersebut. Tentunya, dengan cara simpatik
dan penuh respek. Dalam proses ini, jangan terbawa emosi yang dibawa oleh
pelanggan. Perlu sikap tenang.
Proses
klarifikasi ini penting untuk menjamin bahwa pelanggan tahu bahwa kita memahami
persoalan yang sedang dihadapinya. Ketidaktepatan dalam memahami akar masalah
bisa berakibat lebih fatal alias msalah bisa makin rumit dan berpotensi tak
terselesaikan.
3. Explain
Setelah
mendengarkan dan mengklarifikasi pokok permasalahan yang dihadapi pelanggan,
kita mulai menjelaskan persoalan yang sebenarnya dan akar penyebab persoalan
itu terjadi. Dalam proses ini, jangan pernah menunjukkan sikap membela diri,
menyalahkan maupun melontarkan perkataan yang menyudutkan pelanggan. Ciptakan
suasana dan kondisi dialogis di mana kita dan pelanggan sejajar sebagai sahabat
yang perhatian dan ingin membantu memecahkan masalah secara win-win solution.
4. Apologize
Meminta maaf
adalah mutlak bila memang kita melakukan kesalahan. Bahkan, ketika pelanggan
mengajukan komplain, usahakanlah untuk lebih dahulu meminta maaf atas
ketidaknyamanan yang dialami oleh pelanggan. Meminta maaf menjadi wajib bila
hal ini dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Misalnya, produk dan layanan
yang kurang baik kepada pelanggan. Permohonan maaf Tim Cook di atas bisa
menjadi contoh.
Perlu dipahami
bahwa meminta maaf bukan berarti pecundang. Permintaan maaf yang tulus justru
akan menambah nilai respek pelanggan pada perusahaan. Permintaan maaf menjadi
bagian dari nilai perusahaan yang berakarakter. Di mata pelanggan, perusahaan
telah bersikap manusiawi saat mengakui kesalahannya. Hal ini justru bisa
meningkatkan kepercayaan pelanggan pada perusahaan karena minta maaf dianggap
sebagai bagian dari respek dan sikap peduli perusahaan pada pelanggan. Tentunya
hal ini disertai dengan komitmen untuk tidak mengulanginya lagi alias bukan
kepura-puraan.
5. Agree
Setelah akar
masalah ditemukan dan permohonan maaf disampaikan, kita menawarkan solusi
kepada pelanggan. Di proses ini, kita bisa meminta persetujuan kepada pelanggan
terkait pemberian solusi ini. Langkah ini perlu dilakukan karena solusi
biasanya tidak lepas dari kebijakan perusahaan yang berlaku. Perlu juga
menyertakan alternatif solusi dengan segala argumentasi di baliknya. Tujuannya,
solusi yang diberikan kepada pelanggan benar-benar win-win solustion.
Pada tahap, pelanggan bisa dimintai persetujuan terhadap alternatif solusi
tersebut.
Secara teknis,
bila dibutuhkan, proses persetujuan ini bisa melibatkan atasan sebagai
perwakilan dari perusahaan—khususnya bila memang permasalahan begitu rumit. Ini
dilakukan agar pelanggan mengerti apa yang sedang dilakukan dan mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Take
Action
Tahap ini
merupakan tahap eksekusi dari buah persetujuan antara pelanggan dan perusahaan.
Semakin cepat ini dilakukan akan semakin baik agar pelanggan percaya bahwa
perusahaan berkomitmen dalam melayani pelanggan sebaik mungkin dan tidak
mengingkari komitmen bersama.
Demikianlah
proses yang dibutuhkan saat menemukan pelanggan yang komplain. Paling tidak,
tahapan ini bisa membantu saat kita berada langsung bersama pelanggan. Meski,
pada kenyataannya, ada banyak tipe pelanggan saat melontarkan komplain, seperti
pelanggan yang agresif, pasif, maupun yang konstruktif.
0 komentar