 |
| Picture by Pojok Biru |
Malam itu, malam sepi yang tak pernah terfikirkan sebelumnya, ketika dia, yang kala itu pernah menjadi inspirasi dari beberapa tulisanku, pernah menjadi penyemangatku ketika aku lelah. Dia yang mungkin selamanya tak pernah di takdirkan untuk menemani setiap langkahku, dia yang tak akan pernah menghapuskan air mataku, malam itu, malam nan damai, dimana semua teka - teki terjawab.
****
"Ping" Sebuah pesan singkat masuk ke ponselku, sebuah nama yang tak pernah terduga sebelumnya, tak ada dalam catatan sejarah beberapa tahun terakhir nama itu mengirimiku pesan terlebih dahulu, jangankan sebuah pesan masuk, balasan pesanku saja tak mungkin.
Dan hari itu ternyata berbeda, sungguh amat berbeda, dia tak seperti biasanya yang hanya membalas satu dua kata kemudian hilang tanpa jejak, malam itu aku amat menyukai caramu membalas pesan - pesanku, bertanya banyak hal, mengobrol banyak hal tidak perting.
"Mas, bolehkah aku bertanya satu hal?" kalimat itu muncul begitu saja.
"Apa?" tanyanya cuek.
"Pernahkah ada aku di hatimu?" pertanyaan yang hampir 4 tahun tersimpan terucap begitu saja.
Baca Juga :
Dia, terimakasih telah menanggapi satu pertanyaan konyol yang telah ku utarakan, terimakasih untuk ber jam - jam waktumu yang telah dibuang percuma untuk mendengarkan celotehku.
Dia, orang yang bertahun - tahun ku sebut namanya dalam do'aku, dia yang selama bertahun - tahun terus membuat hatiku berdebar, dia yang sudah begitu lamanya menetap dalam lubuk hatiku.
Terimakasih karena pernah memberi sedikit ruang untukku di hatimu, terimakasih telah memikirkan aku hingga kamu merelakan aku pergi. Terimakasih telah jujur. Meski sedikit menyesakkan karena tak pernah diberi kesempatan bersama, tapi aku lega, amat sangat lega.
Kini, marilah kita berbahagia dengan kehidupan masing - masing, bahagialah dengan wanitamu, dan aku, akan melangkah kedepan, mencairkan kembali hati yang telah beku, berharap akan ada orang yang setia menungguku seperti aku menunggumu.
