Kemasan Untuk Pangan
Thursday, October 04, 2012
A.
Pengertian
Kemasan
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu
sehingga produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan
kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada di dalamnya.
Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk mengawetkan atau memperpanjang
umur dari produk-produk pangan atau makanan yang terdapat didalamnya.
Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu
ke waktu dari mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan
menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan atau anyaman bambu sampai
teknologi modern seperti saat ini. Dalam teknologi pengemasan modern misalnya
jaman dulu orang membuat tempe di bungkus dengan daun pisang atau daun jati, membungkus
gula aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering. Teknologi pengemasan yang
semakin maju dan modern telah hampir meniadakan penggunaan bahan pengemas
tradisional.diantara contoh-contoh pengemasan modern diantaranya menggunakan
bahan plastik, kaleng/logam, kertas komposit, dan lain sebagainya.
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dan mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat
ini. Saat ini kemasan merupakan faktor yang sangat penting karena fungsin dan kegunaanya dalam meningkatkan mutu
produk dan daya jual dari produk.
Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman produk
yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi dan informasi dari
produk yang bersangkutan. Kemasan produk yang baik dan menarik akan memberikan
nilai tersendiri sebagai daya tarik bagi konsumen. Namun demikian, sampai saat
ini kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola usaha, khususnya
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Permasalahan tentang kemasan produk dan labelnya
kadang-kadang menjadi kendala bagi perkembangan atau kemajuan suatu
usaha.Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatau
kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional yang ada.
Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, desain bentuk
kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu biaya
pembuatan kemasan itu sendiri.
Bagi para pengelola UMKM dengan segala keterbatasan
modal usaha sebaiknya permasalahan tentang kemasan bisa ditangani dengan
kreativitasnya.Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga
kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang biasa-biasa saja, asalkan
dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun desain labelnya pastilah akan
tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah bersaing dengan kemasan-kemasan
modern.
B. Fungsi dan
Kegunaan Kemasan
Kemasan merupakan faktor penting
dalam sebuah usaha pengolahan makanan karena fungsi dan kegunaan dari kemasan
itu sendiri.Secara umum fungsi kemasan adalah sebagai bahan pelindung atau
pengaman produk dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat mempercepat terjadinya
kerusakan pada makanan yang terdapat di dalamnya.
Namun demikian selain itu kemasan
masih memiliki fungsi-fungsi atau kegunaan lain yang tidak kalah pentingnya
seperti mempermudah distribusi atau pengontrolan produk dan bahkan saat ini ada
fungsi yang sangat penting yaitu kemasan sebagai media atau sarana informasi
dan promosi dari produk yang ditawarkan yang ada di dalam kemasan. Secara lebih
terperinci berikut ini adalah sekilas penjelasan singkat tentang fungsi dan
peranan kemasan dalam usaha pengolahan makanan :
1) Sebagai wadah, perantara produk selama
pendistribusian dari produsen ke konsumen.
2) Sebagai
Pelindung, kemasan di harapkan dapat melindungi produk yang ada di dalamnya
dari berbagai faktor penyebab kerusakan baik yang disebabkan oleh faktor
biologi, kimia maupun fisika.
3) Memudahkan
pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan yang baik suatu produk akan
lebih mudah didistribusikan.
4) Memudahkan
penyimpanan, Suatu produk yang telah dikemas dengan baik akan lebih mudah untuk
di simpan.
5) Memudahkan
penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau kuantitas produk lebih mudah di hitung.
6) Sarana
informasi dan promosi
Untuk fungsi nomor 6 merupakan fungsi
tambahan, namun demikian saat ini justru fungsi kemasan sebagai media informasi
dan promosi ini menjadi sangat penting.melalui kemasan yang telah di beri label
dapat disampaikan informasi-informasi mengenai produk yang terdapat di dalamnya
seperti komposisi produk, kandungan gizi, khasiat atau manfaat produk dan lain
sebagainya. serta dengan perancangan kemasan yang baik dan menarik, dengan
bentuk kemasan yang unik, disertai dengan gambar-gambar yang menarik hal ini
akan dapat meningkatkan nilai jual dari produk yang ada di dalamnya. Kemasan
yang menarik dapat menarik perhatian dan menimbulkan rasa penasaran bagi
konsumen untuk membeli produk tersebut.sehingga dengan demikian kemasan yang
unik dan menarik akan dapat mendongkrak pasar produk tersebut.
C. Penggolongan
Kemasan
Menurut Juliyanti dan Nurminah (2006), Kemasn dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi
kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :
a) Kemasan
sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dll.
b) Kemasan yang
dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen,
contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup.
c) Kemasan atau
wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable),
tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk
tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk
tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan
struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan):
a) Kemasan
primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di
bungkusnya biasanya berupa plastik.
Plastik umumnya dibuat dari minyak dan gas sebagai sumber
alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga
dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi,
laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al., 1989).
Komponen
utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang
paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan
membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan
bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut
amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih
keras dan tegar (Syarief, et al., 1988). Menurut Eden dalam Davidson (1970),
klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu:
1. Linear,
bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk
plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible)
2. kepada
sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
Jaringan tiga
dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan
terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan
suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak
dapat dilunakkan kembali. Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer
berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar
yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada
rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah
bersifat kaku dan keras (Flinn dan Trojan, 1975).
Bahan kemasan plastik
dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan polimerisasi dengan
menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu
dalam bentuk polimer. Kemasan plastic memiliki beberapa keunggulan yaitu
sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat
seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat
monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat
melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Berbagai jenis bahan
kemasan lemas seperti misalnya polietilen, polipropilen, nilon poliester dan
film vinil dapat digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam
bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut
laminasi.Sifat-sifat yang dihasilkan oleh kemasan laminasi dari dua atau lebih
film dapat memiliki sifat yang unik.Contohnya kemasan yang terdiri dari lapisan
kertas/polietilen/aluminium foil/polipropilen baik sekali untuk kemasan makanan
kering.Lapisan luar yang terdiri dari kertas berfungsi untuk cetakan permukaan
yang ekonomis dan murah. Polietilen berfungsi sebagai perekat antara aluminium
foil dengan kertas. Sedangkan polietilen bagian dalam mampu memberikan kekuatan
dan kemampuan untuk direkat atau ditutupi dengan panas.Dengan konsep laminasi,
masing-masing lapisan saling menutupi kekurangannya menghasilkan lembar kemasan
yang bermutu tinggi (Winarno, 1994).
Plastik berisi
beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia
plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen
non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap
cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam,
pengurai peroksida, pelumas, peliat, dan lain-lain (Crompton, 1979). Plastik
masih sering sulit dibedakan dengan resin karena tidak jelas benar bedanya.
Secara alami, resin dapat berasal dari tanaman, misalnya balsam, damar,
terpentin, oleoresin dan sebagainya. Tapi kini resin tiruan sudah dapat
diproduksi dan dikenal sebagi resin sintetik, contohnya selofan, akrilik
seluloid, formika, nylon, fenol formaldehida dan sebagainya (Winarno, 1994).
Bahan kemasan plastik
dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan
bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam
bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung beberapa aditif yang diperlukan
untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri.Bahan aditif
yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang berupa senyawa
anorganik atau organik yang memiliki berat molekul rendah.Bahan aditif dapat
berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti lekat dan masih
banyak lagi (Winarno, 1994).
Sifat terpenting
bahan kemasan yang digunakan meliputi permeabilitas gas dan uap air, bentuk dan
permukaannya. Permeabilitas uap air dan gas, serta luas permukaan kemasan
mempengaruhi jumlah gas yang baik dan luas permukaan yang kecil menyebabkan
masa simpan produk lebih lama.Menurut Erliza dan Sutedja (1987) plastik dapat
dikelompokkan atas dua tipe, yaitu thermoplastik dan termoset.Thermoplastik
adalah plastik yang dapat dilunakkan berulangkali dengan menggunakan panas,
antara lain polietilen, polipropilen, polistiren dan polivinilklorida.
Sedangkan termoset adalah plastic yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan,
antara lain phenol formaldehid dan urea formaldehid. Syarief et al., (1989)
membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifatsifatnya terhadap perubahan suhu,
yaitu: a) termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu
kembali mengeras bila didinginkan, b) termoset: tidak dapat mengikuti perubahan
suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak
dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset
melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering
digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.
Plastik jenis
termoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya
juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang
bersifat termoplastik (Moavenzadeh dan Taylor, 1995). Pada kemasan plastik,
perubahan fisiko kimia pada wadah dan makanannya sebenarnya tidak mungkin dapat
dihindari.Industri pangan hanya mampu menekan laju perubahan itu hingga tingkat
minimum sehingga masih memenuhi syarat konsumen. Banyak ragam kemasan plastik
untuk makanan dan minuman, beberapa contoh misalnya: polietilen, polipropilen,
polistiren, 2002 Digitized by USU digital library 5 poliamida,
polisulfon, poliester, poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida,
polifenilinoksida, polivinilasetat, poliakrilonitril dan melamin formaldehid.
Plastik diatas dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun
komposit, dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat
menghasilkan ratusan jenis kemasan (Crompton, 1979).
Penggunaan
plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas
lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis dan selektif
dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat permeabilitas plastik
terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi
ruang kemas selama penyimpanan (Winarno, 1987).Ryall dan Lipton (1972)
menambahkan bahwa plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik
selera konsumen.
1)
Polyethylene (PE)
Polyethylene
adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi
dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara.
Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Cara pertama,
polimerisasi dalam bejana bertekanan tinggi (1000-300 atm) menghasilkan molekul
makro dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang.
Cara kedua,
polimerisasi dengan bejana bertekanan rendah (10-40 atm) berantai lurus dan
tersusun paralel.
Reaksi yang terjadi adalah :n(CH2=CH2) (-CH2-CH2-)n
Etilen Polimerisasi
Polietilen
Polietilen merupakan film yang lunak,
transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang
baik.plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu 110oC. Sifat permeabilitasnya
yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan
unttuk mengemas bahan pangan.Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik
sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.
Berdasarkan densitasnya, maka plastik polietilen
dibedakan atas :
-
Polietilen
densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene)
LDPE dihasilkan
dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah dikelim dan harganya murah.
Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon kuat tarik dari LDPE lebih rendah
daripada HDPE (modulus Young 30000 psi, dan kuat tarik 1200-2000 psi), tapi karena
LDPE memiliki derajat elongasi yang tinggi (400-800%) maka plasik ini mempunyai
kekuatan terhadap kerusakan dan ketahanan untuk putus yang tinggi. Titik
lelehnya berkisar antara 105-115oC.Digunakan untuk film, mangkuk, botol dan
wadah/kemasan.
-
Polietilen Densitas Tinggi (HDPE = High Density Polyethylene)
HDPE
dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan dan suhu yang rendah untuk
produk yang akan disterilisasi. Dalam perdagangan dikenal dengan nama
alkahtene, blapol, carag, fi-fax, hostalon.
-
Linear-low-density polyethylene(LLDPE)
yaitu koplimer etilen dengan sejumlah kecil butana, heksana atau
oktana, sehingga mempunyai cabang pada rantai utama dengan interval (jarak)
yang teratur. -nya juga lebih baik.
2)
Poliester atau Polietilen Treptalat (PET)
PET
adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat,dan dikenal
dengan nama dagang mylar. Jenis plastik ini banyak digunakan dalam laminasi
terutama untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan sobekan
sehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan.
Rumus
kimia PET adalah :
[-OOC- - COO – CH2 –
CH2]n
3)
Polypropylene
(PP)
Polypropylene adalah polimer dari
propilen dan termasuk jenis plastik olefin, dengan rumus bangun sebagai berikut
:
(•CH2• CH •)n
•
CH3
Polipropilen
mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon, Olefane dan Profax.
PELINDUNG (BARRIER) MATERIAL PLASTIK
· Semua material, , bisa dilalui
(“Permeable”) oleh uap air, udara, gas-gas laennya.
·
karena metal foil tidak transparan dan kaca tidak
flexible untuk “flexible packaging” umunya di gunakan untuk bahan plastik
(polimer).
JENIS DAN KARAKTER DARI FILM
PLASTIK
FILM
|
WVTR (g/m2/24h)
|
O2TR (Cm3/m2/atm/24h)
|
LDPP
|
5
|
5400
|
LLDPE
|
13,75
|
2625
|
HDPE
|
0,9
|
1900
|
PP
|
2,1
|
1900
|
CPP
|
<10
|
<3000
|
VMCPP
|
<1
|
<100
|
PVDC
|
0,15
|
6,5
|
PVdC coated OPP
|
4,0
|
24
|
PVdC coated PET
|
15
|
10
|
ALU 7
|
0
|
0
|
2 komentar
Kemasan Makanan
ReplyDeleteTerimakasih infomasinya
Delete