Jajanan itu bernama Endog Bulus

Wednesday, December 02, 2015


Aku terus membolak - balikkan kertas yang telah aku print, mengamati dengan seksama setiap angka yang telah tercetak rapi, 5 detik menatap layar komputer dan 5 detik berikutnya menatap kertas tadi, begitupun seterusnya, sudah lebih dari sejam, tapi aku masih saja disibukkan dengan aktivitas mencocokkan angka sambil sesekali menghitung ulang dengan kalkulator. "Ah, apa sih yang salah, daritadi kok selisih terus".

"Mbak, kesini bawa toples ya" si bos memanggil dari ruangannya.

Aih, selalu saja begini, memanggil untuk alasan yang tidak penting, aku menuju dapur, mengambil sebuah toples mungil, menaruhnya ke dalam meja coklat di dalam ruangan berukuran 3 x 3 meter.

*****

Aku mengamati toples di meja kerjaku, toples yang kemarin aku taruh di meja Pak Bos, tapi ini terasa lebih berat dari kemarin saat aku mengantarkannya, aku membukanya, memutar tutup berwarna merah itu, memutarnya perlahan, ah... akhirnya terbuka juga.

Aku tersenyum lebar mendapati toples yang tak kosong lagi, bahkan sekarang terisi sangat penuh "ah, si Bos memang  selalu baik" batinku. Aku mengamati isinya, bulat kecil berwarna putih kecoklatan, bentuk dan ukurannya menyerupai telur puyuh, lucu sekali. Aku mengambilnya 1 buah, kemudian ku pecahkan dengan tangannya, membaginya menjadi 2 bagian, dalamya berwarna coklat.

Isinya yang legit
... dan jajanan legit ini bernama Endog Bulus.

*****

Setiap daerah memang memiliki nama jajanan yang berbeda - beda, kalau di Magelang orang sering - sering menyebutnya endog bulus, yang dalam bahasa indonesia berarti telur kura - kura, mungkin karena bentuk dan ukurannya memyerupai telur kura - kura ya, kalau di Temanggung sih aku lebih kenal dengan nama copo, entah apa makna dari kata itu sendiri, aku juga ga tau ya.

Kalau di Banyumas, lebih di kenal dengan nama nopia, yaitu merupakan sejenis kue dengan bagian kulit yang kering dengan isian. Nopia mulai diproduksi pada tahun 1880 oleh etnik Tionghoa yang tinggal di Banyumas (Dharmawan, 2010). Nopia memiliki ukuran yang cukup besar, hampir sebesar kepalan tangan. sedangkan kalau yang endog bulus ini merupakan pengembangan produk nopia dan diberi nama mino, yang berarti mini nopia.


Endog bulus ini terdiri atas kulit dan isian. Kulit dibuat dengan cara mencampur tepung terigu dengan air lalu diaduk - aduk sampai menjadi adonan. Adonan itu dijadikan bulatan kecil-kecil sebesar ibu jari tangan. Bulatan dipipihkan dengan tangan, di tengahnya diisi gula yang sudah dihancurkan, lalu dibulatkan lagi, bulatan - bulatan tersebut kemudian di panggang.

Ada yang unik dari pembuatan endog bulus ini, yaitu cara pemanggannya yang menggunakan gentong, jadi ga dipanggang pake oven. Gentong ini bentuknya mirip kayak mangkuk, diletakan di lantai dengan posisi terbalik, bagian atasnya berlubang berlapis tanah dan sekelilingnya ditutup anyaman bambu.

Proses Pemanggangan
Picture by queenzhee
Pemanggangannyapun dengan kayu bakar yang dibakar di dalam gentong. Setelah apinya mati, abu dan bara dikeluarkan, jadi di panggang tanpa api, hanya di di tempelkan pada gentong yang masih panas. Adonan endog bulus ditempelkan ke dinding bagian dalam gentong yang panas (bersuhu sekitar 90oC), dipanggang selama kurang lebih 30 menit sampai matang, jangan terlalu lama manggang adonannya ya, soalnya bisa meletus kalo kelamaan manggangnya (Sumber DISINI).

You Might Also Like

6 komentar

  1. Beberapa Kali makan kue ini baru tau namanya ending bulus / nopia aku kira ini bakpia tp ukurannya aja lbh kecil haha.

    Theanandic.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Andi Cintana, tiap daerah namanya beda - beda, kalau aku sih nyebutnya endog bulus. Hihihi...
      Cuma mirip bentuknua Mbak kalau sama bakpia, kalau bakpia kulit luarnya kan lapis - lapis, kalau ini enggak, isiannya juga beda mbak, tapi rasanya sama - sama enak Mbak, bikin nagih, hehehe

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. jajanannya benar-benar seperti telur ya tapi bukan, kayaknya enak, unik banget nama makanannya, jadi penasaran sama rasanya..

    ReplyDelete
  3. Ada yg jual di Jakarta ga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. seharusnya ada, coba cari di toko oleh - oleh.

      Delete