Semoga Kau Takdirku

Tuesday, July 15, 2014


"...ya Allah jika memang dia jodohku maka ikhlaskanlah hatiku untuk tetap setia menunggunya, jangan sedikitpun Kau kurangkan kepercayaan hatiku bahwa dialah imam yang baik untukku dan anak-anakku kelak" sepenggal do'a yang aku ucapkan dihadapan-Nya sesuai Aku bersujud di sepertiga malam-Nya.

Sambil menunggu sholat subuh sesuai sholat tahajud, Aku duduk bersandar pada dinding bercat putih di kamarku, pikiranku melayang pada kejadian sekitar dua tahun lalu.
"Vin, kenalin ini Mas Ilham, beliau sales marketing dari PT. Sumber Mechine Tekindo, nanti beliau yang akan membantumu jika ada masalah selama trial mesin baru beberapa bulan kedepan" Pak Agus, Managerku memperkenalkanku pada seseorang didepanku. Itulah pertama kali Aku bertemu dengannya, di tempat pertama Aku bekerja di Malang waktu itu.

Bermula dari perkenalan itu, Kami jadi sering bertemu, maklumlah semenjak Nayla, teman kerjaku yang bekerja sebagai R&D untuk produk selai cuti melahirkan, Akulah yang ditugaskan untuk menggantikan pekerjaan Nayla beberapa bulan kedepan, termasuk trial mesin barunya.

"Mas, ini suhunya kok ga stabil ya, naik turun terus, padahal seharusnya berhenti di suhu 80 derajat lo, kalau diatas itu nanti selainya rusak dong Mas" kataku sambil memperhatikan termometer pada mesin selai.

"Kalau posisi penutupnya dibuka, suhunya memang jadi tidak stabil Mbak, naik turun" katanya serius menjelaskan.

"Oh, gitu ya"

"Mbak Vina udah lama kerja disini?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Baru setahun lebih Mas, masih junior kok, dibanding Mbak Nayla"

"Kamu bukan asli malang ya? Kok logat bicaranya ga kaya orang Malang?"

"Iya Mas, Aku asli Jawa Tengah kok, disini cuma merantau, kebetulan Masku tinggal disini, jadi deh kerja disini"

"Jawa Tengahnya mana? Aku asli Sleman lho"

"Masa? Aku Magelang Mas, deket ternyata, tapi kok logatnya ga kaya orang Jogja"

"Soalnya udah lama di Surabaya, sejak masuk SMA Aku ikut Bapak Ibu pindah ke Surabaya"

Hari - haripun berlalu begitu menyenangkan, mungkin karena Kami dari daerah yang sama, kami nyambung kalau ngobrol, Kami jadi lebih sering bertemu, sering SMS'an, sering menghabiskan waktu berjam-jam buat ngobrol di telepon.

*****


Kring kring......., Handphone ku berbunyi, ternyata pesan dari Mas Ilham

"Nduk, Kamu dikantor ga?" Dia lebih sering memanggilku dengan nama Nduk, katanya sih biar lebih akrab, lagipula Bapak juga memanggilku dengan panggilan itu kalau di rumah.

"Iya Mas, ada apa?" Aku membalas pesannya. Sampai lebih dari 3 jam tidak ada balasan darinya, mungkin dia sibuk pikirku.

Saat Aku ngobrol dengan temanku, sekilas Aku melihatnya keluar dari pintu depan kantor, dengan membawa beberapa lembar kertas. Dia terlihat buru-buru, sampai - sampai Dia tidak tersenyum padaku saat melihatku.

Goresan untukmu lainnya : Aku menulis untukmu

"Mbak Vina, dapat salam dari Mas Ilham, katanya makasih banyak selama ini sudah jadi partner kerja yang baik, katanya Dia buru-buru ngejar pesawat, makanya ga sempet ketemu Mbak Vina" kata recepsionist menghampiriku. 

"Oh ya gapapa, makasih ya Mbak", jawabku singkat

Aku mengeluarkan HP, segera ku ketik dan kirimkan pesan padanya
"Mas, tadi ke kantor ya? Katanya Mbak Elma recepsinis tadi Mas pamitan, mau kemana emang?"

Satu hari, dua hari, satu minggu, satu bulan sama sekali tak ada kabar darinya.


*****


27 Maret 2012

Hari ini adalah hari terakhir Aku bekerja disini, memang sudah sejak dua bulan yang lalu Aku mengajukan pengunduran diri, tapi karena Mbak Nayla sedang cuti panjang akhirnya Aku ditahan sampai sekarang. 

Dihari terakhirku bekerja Aku berharap Aku bisa bertemu dengannya, meski hanya untuk bertegur sapa, tapi ternyata harapku sia - sia.



*****

Goresan untukmu lainnya : Kala itu

You Might Also Like

0 komentar