*****
Saya masih ingat betul kejadian sebulan lalu, keceriaan pertengahan Oktober yang berakhir menyesakkan. Untuk kali ini saya akan lebih banyak bercerita tentang dia. Perjalanan panjang meuju pantai jodo bersama dia.
*****
Tak seperti perjalanan saya biasanya, perjalanan kali ini sedikit berbeda, kali ini kami tak lagi berencana untuk tidur di hotel seribu bintang, tidur beralaskan matras dan beratapkan langit, ya kami berdua memang seringkali berlibur ala backpacker, tidur hanya didalam tenda. kali ini dia mengajak saya menginap di tempat saudaranya, selain karena kami ragu pantai jodo ini bisa digunakan untuk camping, juga karena ada alasan lain, yaitu rumah saudara yang berlokasi tak terlalu jauh dari pantai jodo.
Pantai jodo ini berada di desa Sidorejo, Gringsing, Batang, Jawa Tengah, hanya berjarak sekitar 10 menit dari rumah saudara dia. Karena kami sampai di Gringsing sore hari menjelang magrib, akhirmya kami menutuskan untuk mengunjungi pantai jodo keesokan harinya, karena berdasarkan informasi dari pemilik rumah, pantai Gringsing ini hanya buka hingga pukul 5 sore saja.
Baca Juga : Menyusuri keindahan pantai timang dengan keunikan gondolanya.
Baca Juga : Menyusuri keindahan pantai timang dengan keunikan gondolanya.
*****
Keesokan paginya kami bergegas menuju pantai jodoh, kami melewati jalanan yang berupa jalan tanah berdebu, jalan cor dan bahkan jalan aspal yang sudah mulai rusak, jalannyapun sangat sempit, akan sedikit susah jika ada 2 mobil yang berpapasan, Kami berangkat pagi, tapi tetap saja udara terasa panas, berbeda jauh dengan udara Magelang, padahal disini masih banyak sekali pohon dan bukit, tapi tetap saja panas.
Ternyata menemukan pantai jodo tak sesulit yang saya bayangkan, karena di setiap persimpangan jalan selalu ada petunjuk arah yang memudahkan kami, dari pantai jodoh masih berjarak 1 km sampai akhirnya semakin dekat hingga 50 meter, Ah, jelas sekali petunjuknya, tak seperti petunjuk mencari jodoh.
Pantai jodo 50 meter lagi, kalaujJodoh? |
Pertama kali memasuki pantai jodoh ini kita akan disuguhkan panorama bertuliskan PANTAI JODO. Tanpa ada tambahan huruf H ya, kalau yang ga punya pacar ga usah minder, saja saja PD kok foto sendiri, foto berdua tidak disini tidak menjamin akan menjadi jodoh kok.
Baca Juga : Menikmati keindahan menoreh dari punthuk sukmojoyo
Baca Juga : Menikmati keindahan menoreh dari punthuk sukmojoyo
Keistimewaan pantai jodoh bukan terletak pada pasir pantainya yang halus atau ombaknya yang tenang, melainkan dari pemandangan diatas bukit sebelah pantai, dari sini saya bisa melihat indahnya pantai yang luas. Selain itu dari atas bukit saya juga dimanjakan dengan pesona rel kereta api yang memanjamg sempurna, lengkap dengan kereta yang berlalu lalang.
Akhirnya saya menemukan pantai bertuliskan pantai jodo, meskipun saya kesana bersama orang yang pernah spesial dan pernah diharapkan menjadi jodoh saya, dan nyatanya kami tak berjodoh. Saya hanya berdo'a semoga kelak saya akan mendapatkan jodoh yang benar - benar mengerti saya.
Baca Juga : Bagiku Sindoro Sumbing Selalu Istimewa
Sayangnya, jalan untuk menemukan jodoh tak semudan mencari pantai jodo yang penuh dengan petunjuk arah. Sayangnya hidup tidaklah sama seperti pantai jodo, dimana kita selalu bahagia ketika menghirup angin pantai, tertawa lepas saat melihat kereta berlalu lalang, nyatanya sebuah hubungan tak sesimple itu, tak semudah itu. Bagi saya jodoh itu bukan sekedar percaya pada mitos siapa yang mengunjungi suatu tempat ia akan berjodoh, tapi jodoh itu lebih ke siapa yang mau berusaha berjuang dan memperjuangkan.
Dan pada akhirnya saya berterimakasih untuk dia, dia yang pernah berjanji untuk menemani kemanapun kaki ini melangkah, dia yang pernah berjanji untuk tetap ada disamping saya bagaimanapun keadaannya. Terimakasih karena telah mengukirkan cerita dalam buku kehidupan saya. Selamat tinggal semoga bahagia selalu.