Wednesday 2 January 2013

Pohon Walitis


SEJARAH

Menurut masyarakat setempat pohon Walitis dulunya merupakan sewbuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang bernama Ki Ageng Makukuhan. Dan tongkat tersebut menjadi tumbuh tinggi dan besar.

Konon kata masyarakat setempat dulu pohon tersebut akan ditebang oleh seorang petani untuk dijadikan kayu bakar. Namun pohon tersebut sulit ditebang. Katanya ketika ditebang pohon tersebut mengeluarkan darah. Waktu seorang akan menebang pohon iti,  ketika di tinggal tengok sebentar  goresan hasil goresan golok dipohon sudah tak berbekas dan pohon utuh seperti semula. Maka dari itu pohon Walitis  sampai sekarang masih tumbuh dan tidakaa yang berani menebang.


MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALA

PROSPEK PENGEMBANGAN



Pohon walitis di kawasan huitan Rasamala merupakan pohon terbesar di lereng Sumbing dan Sindoro. Hutan ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30 meter, dengan lingkar batang 7,5 meter. Untuk memeluk batangnya saja diperlukan enam orang dewasa yang saling tautan sambil merentangkan kedua tangannya.

Menurut masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan yang segar dan alami.

Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak mempan oleh api.

Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah  api. Untuk menjangkau rumpun pepohonan Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon walitis.

Baca Kuga : Bernostalgia dengan Kriuknya Crepes

Melihat potensinya yang besar, kawasan Sindoro-Sumbing bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata andalan di jateng. Peluang yang bisa digarap antara lain:

- Membangun fasilitas kereta gantung din lereng utara gunung Sumbing, tepat di Kledung Pass.
- Membangun hotel/restoran di jalur strategis, terutama Kledung.
- Pembangunan kawasan agrowisata Kledung Pass.
- Membangun bumi perkemahan dan camping ground di kawasan Walitis, untuk mewadahi kegiatan para pemuda di Jawa Tengah.
- Membangun kawasan khusus (adventure zone) di Kledung Pass.
- Mendirikan event organizer khusus yang menyelenggarakan berbagai kegiatan pecinta alam dan outbond.
- Menciptakan lebih banyak lagi desa-desa wisata

Lokawisata walitis merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di kabupaten Temanggung, tepatnya di desa Jetis, kecamatan selopampang. Meskipun lokawisata ini terletak di kabupaten Temanggung, anehnya belum banyak warga Temanggung yang mengunjunginya.

Lokawisata Walitis merupakan lokawisata yang baru saja diresmikan sebagai salah satu objek wisata dikawasan Temanggung. Mungkin alasan itulah yang mendasari belum banyaknya warga temanggung yang mengetahui keberadaanya. Objek wisata ini diresmikan pada tahun 2007.

Walitis merupakan objek wisata yang berbentuk hutan pinus di kawasan gunung sumbing. Hal yang paling menarik yang terdapat dalam lokawisata Walitis adalah terdapatnya sebuah pohon yang tingginya +35 m dengan lebar 7 dekapan tangan orang dewasa konon katanya, pohan tersebut merupakan jelmaan dari sebuah tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh yang sekarang tumbuh menjadi pohon yang tinggi nan besar tersebut. Kita dapat menikmati indahnya kota Temanggung dan magelang dari tempat tersebut secara leluasa.

RUTE MENUJU WALITIS

Untuk menuju lokawisata ini, dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu:


Jalur pertama

Untuk pengunjung yang berasal dari daerah magelang dan sekitarnya, akan lebih dekat apabila melewati kecamatan Windusari dan menuju desa Selopampang. Dari arah Selopampang, kita tinggal berjalan sesuai arah arus jalan yang melewati beberapa desa dengan menikmati panorama alam kaki gunung Sumbing yang akhirnya menuju desa Jetis. Desa jetis merupakan desa tarakhir yang dilewati sebelum sampai ditempat tujuan. Setelah desa Jetis, tidak terdapat desa lagi, hanya akan menemui ladang-ladang para petani dan hutan pinus disepanjang jalan yang membuat suasana perjalanan terasa indah.

Baca Juga : Ibarat Perjalanan Menemukan Pantai Jodo

Jalur kedua

Untuk pengunjung yang berasal dari daerah barat kota Temanggung dan sekitarnya akan lebih dekat apabila melalui kecamatan Tembarak untuk menuju ke kecamatan Selopampang untuk menuju Walitis.

Dengan letak tempat wisata yang jauh dari perkotaan, menjadikan lokawisata ini terasa lebih sejuk tanpa polusi. Dengan kondisi jalan yang terdiri dari tataan batu kecil yang ditata rapi “KRICAAN”, menjadikan perjalanan tersebut lebih seru dan penuh tantangan. Dalam perjalanan, kita akan sering berpapasan dengan warga sekitar, namun tidak perlu khawatir, karena warga masyarakat sekitar mempunyai sifat yang peramah, sehingga aman dan tidak perlu takut terjadi kejahatan.

Untuk menikmati objek wisata ini, tidak dipungut biaya sepeserpun, alias gratis, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Hanya satu yang menjadi syarat untuk menikmati lokawisata ini yaitu tidak merusak kelestarian dan keindahan objek wisata tersebut.

2 comments:

  1. terus terang saya penggemar wisata gunung, walaupun kalo mendaki gak pernah sampai puncak, pernah sih sekali sampe puncak tapi itu gunung telomoyo yang bisa diakses pake motor hehe, tapi setelah baca artikel mb.thati tentang pohon walitis, saya jadi tertantang untuk menaklukan gunung sumbing, thx infonya ya, siip :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Temanggung ada 2 gunung yang wajib ditaklukan mas, ada sindoro sama sumbing :) kalau misalnya ga kuat ya cukup berfoto dengan view gunung sindoro atau sumbing seperti yang saya lakukan, lokasi tepatnya di daerah kledung, rest area kledung atau embung kledung. Selamat berwisata :)

      Delete